Minggu, 20 Februari 2011
That’s My hero, But Not Mine
01.17 | Posted by
Isangirl |
Edit Entri
There is a Hero, If you look inside your heart, don’t have to be afraid what you are...
Lirik salah satu lagu yang cukup melow ( gitukah tulisannya ? ) Hmm, aku cukup suka dengan lagu itu, yah, lumayan lah, yaah, begitulah, aku suka sekali !! Aku tak tahu kenapa aku suka lagu itu, bagiku maknanya sangat dalam sekali, karena aku memang suka dengan nada-nada penyejuk hati, yang slow gitu lah, dan aku juga ingin sekali berteme dengan My Hero, mungkinkah ? Oh, aku Prinshy ingin bertemu dengan My Hero
Kringgg!!!!! Heuh, suara jam kali ini membuatku sangat terkejut, haduh, mimpi indahku hilang begitu saja karena bunyi jam sial ini. Belum lagi hari itu aku mengantri kamar mandi, hmm, bukannya di rumahku hanya ada 1 kamar mandi, kamar mandiku dipakai kakakku, Sara, gadis yang setiap harinya bisa menyisir rambutnya di pagi hari bisa sampai 100 kali. Begitu memuakkan. Aku mungkin bisa telat hari ini. I never come too late ever forever. Mengapa Sara bisa bersarang di kamar mandiku?
“Sara, come on !!!” teriakku tak tahan.
“Dikamar mandimu sendiri kenapa?” teriaknya balik. Hello? Apa gak salah ?
“Sara ini kamar mandiku, kamu salah kamar mandi” teriakku lagi
“Emang ini kamar nomer berapa?” tanyanya.
“Ini kamarku, kamar nomer 4, kamu seharusnya nomer 3, sara” jawabku, sambil agak membentak.
“Oh, really? Sorry, My bad” sok keminggrisnya mulai.
Sara mulai keluar dan melihat kamarku, dan tersenyum kecil, heuh, aku tak peduli, yang penting aku harus cepat berangkat sekolah, heuh bisa-bisa rekor tidak telatku sejak sd hancur gara-gara kamar mandi dan sara. Sialnya aku hari ini, Pak Chees sakit, Pak Chees, sebenarnya bukan nama sebenarnya, namanya Pak Kesnanto, tapi kakak-kakakku memanggilnya begitu, aku meniru saja.Pak Chees tidak bisa mengantarku, alhasil aku harus mencari alat transportasi lain, sialnya lagi aku lama menunggu taksi. Hmm, lama menunggu akhirnya dapat juga, aku segera menaiki taksi tersebut, sampai disekolahku untung belum terlambat, tapi, kelasku dimana ? Aku lupa, masak aku harus menacari teman-temanku di 1 sekolah yang besar ini, tidak ada pilihan lain. Aku berjalan di sepanjang koridor mencari satu persatu kelas, dan aku terus mancariya.
Look inside and you’ll be strong and you’ll see the truth ...
Bruukkk!! Heuh, nabrak orang, aku segera bangun dan aku berlari menuju kelas lain dan mencari kelasku, aduh, kelasku belum kutemukan, hmm, itu Shane, My Lovely Bestfriend.
“Shaneee..” teriakku.
“Prince..” sapanya. Hmm, Prince? Yah, karena namaku Prinshy, namanya gimana gitu, akhirnya aku dipanggil Prince, artinya “Pangeran”, aneeh.
“Aku telat gak ?” tanyaku menggos-menggos.
“Nggak kok, tinggal beberapa menit lagi, tumben kamu datengnya siang” tanyanya.
“Heeeh, Sara salah kamar mandi, kirain itu kamarnya, eh, itukan kamarku, kok gak di kamar 2 aja sih?” komentarku.
“Haha, memangnya kakakmu itu ngelindur ya? Sama papamu udah dikasih nomer gitu kok masih lupa” ujarnya.
“Nggak tau tuh, yah, gitulah Papa, selalu lupa, makannya, kamar aja dikasih nomer” tawaku.
And I pray, cause you are my only hope...
Pelajaran dimulai, huh, pe.er yang aku kerjakan kemarin untung sudah kuselesaikan, tapi, lohh, dimana bukuku? Oh, no, sial.!! Dimana ? Tadi aku pegang sejak dari rumah, memeriksanya di taksi, sampai gerbang masih ada, lalu mencari kelas tadi juga ada, terus ketabrak orang tadi....SHIT!! Orang itu, aduh, tadi aku juga gak peduli juga apa yang aku jatuhin, bodoh deh.
“Prince, mana pe.er mu ?” Bu Wita bertanya.
“Ah, heh, hih, hi..hilang, bu” ucapku terbata.
“Kok bisa? Hilang dimana ?” tanyanya.
“Di, di koridor mungkin bu” ucapku pelan
“Kok mungkin?” herannya.
“ ya, tadi saya mau ke kelas ini, tabrakan sama orang bu, saya gak tahu kalau buku saya jatuh” ujaraku
“Oh, yasudah, karena kamu baru kali ini gak ngerjakan pe.er, gapapa deh” ujarmya sok gaul, hehe.
“Makasih, bu” senyumku ke arah Bu Wita
That should be me..
Hmm, kudengar hari ini ada murid pindahan dari America, nggak tahu siapa namanya, kudengar dia keren sekali dan dia juga anak basket. Heuh? Anak basket, dengak kata-kata basket saja aku sudah muak. Hmm, aku ikut klub sastra, menurutku itu sangat terpelajar sekali. Daripada ikut seperti basket, dll. Hari ini aku ada klub sastra, hmm, sebagai sekertaris, aku harus hadir dong. Hari ini au membatalkan acaraku dengan Shane, huuh, Shane I’m Sorry.
“Nah, Anak-anak kali ini kita kedatangan murid baru”
“Hmm, siapa pak ?” tanyaku.
“Sebentar, mari silahkan” Pak Eddy memperkenankan seorang laki-laki masuk.
“Perkenalkan dirimu, nak” perintah Pak Eddy.
Laki-laki itu mulai memperkenalkan dirinya
“Halo, saya murid pindahan dari America, nama saya.. Hero” katanya. Hero? Hero????? What? Hero? Oh, no. No, no, no, bukan berarti My Hero.
“Kenapa kamu mengikuti kelas sastra?” tanya Devi, salah satu klub sastra.
“Karena saya cinta Indonesia, saya juga pingin belajar Bahasa lebih dalam lagi” ujarnya..
Teriakan dari sana sini membuatnya merasa malu karena dia bilang ‘cinta Indonesia’.
Aku hanya diam saja, buaknnya dia anak basket? Kok ikut sastra? Apa gak ngelindur ? Huuh, biarkan. Tapi, buku yang dibawa anak baru itu, seperti, buku pe.er ku !!!!
“Hey” sapanya. “Saya duduk disini, boleh?” ujarnya, tampak kemampuan bahasa Indonesianya sangat buruk.
“Hmm, boleh, eh itu buku punya siapa?” tanyaku.
“This ? Saya tidak tahu, saya menemukan ini tadi sewaktu saya menabrak seorang gadis si dekolah ini” ujarmya menggunakan bahasa Indonesia yang baik.
“Oh, kamu ya, eh, mana , sini, itu bukuku” bentaku.
“Oh ini” dia menyerahkan sambil melempar.
“Hoy, yang bener dong kalau ngasih” bentakku.
“sorry?”
“Apologize accepted” senyumku sinis.
“OOOOHhhhh..”geramnya.
Aku meninggalkan laki-laki america itu, dan aku menyimpulkan bahwa, laki-laki itu, tidak memiliki sopan santun. Iuhh..!!
I’ll be your hero...
Hero, si dia itu, memang tampan, tapi aku benci dia. Diam-diam aku menceritakan tentang hero pada Shane.
“Kamu suka ya?” godanya.
“Ih, enggak ah, ngapain ? Aku gak mau ah, rebutan kayak cewwk-cewk tuh” ujarku menunjuk segeromnolan cewek yang melihat di jendela ke keals kami, yeaah, Hero sekarang di kelas kami. Iuuh, semakin benci saja aku sepertinya.
Pulang sekolah aku mampir dulu ke pohon di depan sekolah, hmm, tempat itulah satu-satunya tempat favoritku, aku suka disana, membuatku tenang, bisa bercerita sendiri, bisa menangis, bisa tertawa. Aku bersandar pada pohon tersebut, dan tiba-tiba gerimis mengguyur. Aku suka gerimis, tenang, gak deras, gak panas, sejuk, dan ini kesukaanku membuka tangan dan berusaha menampah hujannya, berdiri, berputar-putar.
“I Love this” ujarku. Gerimis membuatku tenang.
“Orang gila” tiba-tiba suara itu mengagetkanku dan membuatku terkejut karena ada orang lain selain aku.
Uh, si bule itu lagi, siapa itu? Hero? Yah, itu, ngapain dia kesini.
“Eh, ngapain lu kesini?” bentakku.
“Hmm, aku? Ini kan tempat favoritku” ngakunya.
“Ih, ini kan tempatku” ujarku. Akhirnya kami berdua bertengkar dan kami saling memperebutkan tempat ini. Sampai, kami berhenti ketika aku terpeleset dan hampir jatuh, tetapi Hero memegangiku, dia menolongku.
“Ya, ini tempatmu” ujarnya sambil meninggalkanku.
Yah, setidaknya, tempat ini milikku, tapi, rasanya bisa senang bisa bertengakar seperti itu, seperti memiliki seseorang yang bisa diajak bertengkar, tapi sekarang...sepi.
Feels like insomnia a.a.a.a...
Aku menceritakan kejadian itu pada Shane, Shane tertawa, dia mendengar cerita konyolku itu. Heuh, sepertinya tak ada yang mengerti.
“Alaah, kamu pasti suka dia kan?” goda Shane.
“Sayangnya gak tuh” candaku.
“Tapi kalau kamu denger hati kamu, kamu pasti tahu kamu suka dia, aku tahu kamu Prince” ujarnya.
“Haha, gaklah” tawaku.
Pulangnya aku kembali ke tempat favoritku, dan anehnya aku memikirkan tentang perkataan Shane, apakah benar? Aku mencobanya, aku memejamkan mata, mendengarkan apa yang seharusnya aku dengar, bukan yang ingin aku dengaar, dan berharap gerimis jatuh.
“Aku suka dia” tanpa sadar aku mengucapkan kata-kata itu, aku menutup mulutku, dan gerimis mulai jatuh. Aku tak percaya apa yang aku katakan.
Saat ini tidak gerimis lagi, tetapi hujan sudah mulai deras, aku takut untuk pulang, aku takut basah kuyup.
“Udah, nanti saja” suara Hero mengagetkanku.
“Ya” hanya itu yang aku bisa ucapkan.
“Tumben?” tanyanya.
“Apa?” tanyaku balik
“Kamu diam saja, tidak berkata apa-apa” ujarnya
“Ya” aku takut menjawab panjang lebar.
Dia terdiam sambil menikmati hujan, kulihat matanya, baru kali ini aku melihat matanya, look beautiful. Dia balik melihatku, aku berpaling, malunya aku.
When we spend our time together, I know that I Love you..
Kelulusan sebentar lagi tiba, aku belajar ekstra keras untuk kelulusan ini, gak terasa sudah 2 tahun aku menjalani hidup yang sama, dan sekarang aku masih saja suka dengan..Hero, beberapa tahun lalu itu aku menyadari aku dengannya.
Pulang, aku pergi ke tempat favoritku lagi, disana nampak ada Hero, melihatmya membuatku pusing.
“Hy” sapanya, seperti saat aku pertama bertemu dengannya.
“Hai” balasku.
“Mau duduk disini?” dia menawarkan tempat duduk kepadaku, aku duduk bersebelahan dengannya. Hmm, aku teringat akan cintaku padanya, haruskah aku bilang aku cinta padanya, aku membaca buku bahwa kalau kita suka seseorang, lebih baik mengatakannya jika ada kesempatan, jika tidak ada kesempatan lagi, kamu akan menyesal. Tetapi aku tidak mau mengatakannya.Hahah, lupakan.
And I say Goodbye, My first Love.....
Kelulusan tiba, aku lulus, aku senang, tapi juga sedih, sampai detik ini aku belum bisa bilang aku suka dengannya. Shane melihat kegelisahanku.
“Prince, kamu sedih ya ? Sabarlah, mungkin dia akan 1 kuliah lagi denganmu” ujarnya
“Bagaimana kalau tidak?” gelisahku.
Shane terdiam, aku tahu maksudnya, aku tahu. Dan mungkin ini akan menjadi hari terakhirku, semua orang bertukan tanda tangan di kaos, dan tak terasa di bajuku sudah penuh tanda tangan teman-teman. Hmm, itu Hero, bajunya masih bersih dan tidak tercoret sama sekali.
“Prinshy?” dia memanggil namaku, dia memanggil namaku, itu untuk, pertama kalinya.
“Iya? Mau tukar tanda tangan?” tawarku
“Iya” ujarnya.
Dia melihat bauku sudah penuh coretan.
“Aku mau menulis dimana?” tanyanya.
“Disini, selalu ada tempat buat kamu” ujarku sambil membuka kerah baju. Dan aku menanda tangani bajunya dan itu tanda tangan pertama di bajunya.
“Ayo” dia menarik tanganku mengajakku ke tempat favorit KAMI.
“Ada apa?” tanyaku
“Nggak papa” ujarnya.
Tiittiiit, teleponnnya berbunyi.
“Sebentar ya?” katanya, dia mengangkat telefon, sesekali menoleh kearahku, dan berlari meninggalkanku, tapi dia tak kembali lagi setelah itu, aku panik,dan aku segera meyusulnya, aku mencarinya kemana-mana. Setiap sekolah sudah aku cari, mobil hitam keluar dari sekolah, itu mobil keluarganya, jadi, dia pergi, dia pergi, pergi, dia tidak menoleh sama sekali, aku menangis, untuk pertama kalinya aku menangis untuk laki-laki.
Whereever you go, Whatever you do, I’ll be right here waiting for you
5 tahun kemudian..
Resepsi pernikahan segera dimulai, tetapi aku tidak berpakaian layaknya pengantin baru, aku hanya memakai gaun putih biasa, aku berada di kamarku, duduk melihat keluar ke arah jendela, melihat pohon besar di luar. Tahukah? Aku masih menunggunya, berharap dia kembali, dan mengajakku ke pohon itu, menantikan gerimis.
“Prinshy? Kamu kenapa gak kebawah?” suara Prama, calon suamiku.
“Aku gak suka, dibawah gak ada Shane” keluhku.
“Ya, aku tahu, aku tahu semua tentang kamu” ujarnya
“Kamu tahu nggak? Aku paling suka klub sastra waktu dulu?” tanyaku
“Kamu kenapa, kok tiba-tiba bilang begitu, kamu gak percaya aku tahu semua?” candanya.
“Soorry, aku ngelantur” ujarku.
Sekilas aku melihat mobil hitam, sekila aku pusing, aku pusing. Jatuh...
I hope ypu come.....
Aku tak tahu apa yang terjadi denganku, sekujur tubuhku kaku, tak bisa bergerak, tak bisa membuka mata, samar-samar aku mendengar tangisan Prama, mengharap kesembuhanku? Aku kanapa? Aku.....Koma. Tak lama aku mendengar suara yang aku pernah rasakan kelembutannya, aku mendengar suara yang mengikatkanku pada...Hero. Ya, itu suara Hero, itu Hero, gerimis pun aku juga rasakan, Hero berlari ke arahku.
“Prince, kamu ingatkan . Kamu suka gerimis, Kamu tahu? Setiap gerimis aku selalu ingat kamu, kamu tahu, sekarang aku pegang tanganmu, kamu tahu? Aku dulu nggak perah pegang tanganmu, liat aja gak berani. Sekarang aku sudah bisa berbahasa Indonesia cukup baik lho. Oh iya, aku ini Hero” ceritanya.
Seseorang yang koma bisa mendengar apa yang mereka dengar, dan aku berusa bilang sesuatu pada Hero, aku ingin mengucapkan yang sudah lama aku ingin aku bilang. “ You are My Hero, but you are not mine, Hero”, aku tak bisa, tapi aku merasakan Hero mengerti apa yang ingin aku ucapkan, dia tahu.
“Prince, maaf, aku harus pergi, aku harus menemui istriku dirumah. Aku tahu, aku masih...mencintaimu” ujarnya, sambil pergi mengangkat telepon, sama seperti terakhir aku bertemu dengannya.
“And, Prince..aku tahu, I am ypur Hero, but I’m not yours” dia benar-benar pergi, dan aku menangis dan aku merasakan air mataku mengalir dan aku merasa semuanya hilang satu per satu, semuanya hilang, aku sudah tidak bisa bangun lagi, aku hilang.
In here we are still together.....
By : Shane
Di pemakaman, Hero tampak sedih, dia memang tidak menangis seperti aku, tetapi dia melihat kuburan Prince dengan tersenyum, seolah dia sedang bersama Prince. Dan aku tahu, memang tak mudah bagi semua orang unuk merelakan Prince, yah, Prinshy, My Lovely Bestfriend. Dan 1 yang aku ketahui dari Hero, di berkata pada istrinya.
“I’m not your hero, but I’m yours”
Hanya itu yang aku ketahui sekarang, dan 1 hal lagi, kepergianmu Prince, tidak hanya kami, gerimispun ikut datang.
Labels:
Story
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
HOTTEST TIME OF THE DAY !~~~
All is about 2PM. I'm HOTTEST, always HOTTEST !~~~ Jang Wooyoung or AngAng is my Bias !~~ I'm AngAngel ^^
Follow your Soul ~~~^^
Hottest Playlist
Blog Archive
About Me
- Isangirl
- Just a fangirl who love writing. Share her imaginations into papers ^^
0 comments:
Posting Komentar